Minggu, 14 Juli 2013

Kasus LP Tanjung Gusta Jadikan Indonesia "Mendunia"

Berbagai media internasional ikut menyoroti insiden kekacauan yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta, Medan.

Sebagaimana yang dimuat oleh harian New York Times, koran tersebut dengan panjang lebar mengulas insiden tersebut. Pada edisi cetak yang terbit hari ini, Sabtu (13/7/2013) di halaman A8, koran ini menuliskan kerusuhan yang dipicu matinya aliran listrik dan air itu mengganggu kekhusyukan umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah puasa.

New York Times juga mengutip penilaian pengamat, bahwa penyebab lain yang lebih mendasar adalah buruknya pengelolaan lembaga pemasyarakatan oleh Kementerian Hukum dan HAM.

Sementara itu, BBC juga ikut menyorot kasus ini, dan bahkan meng-up date berita berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan. Kali ini, BBC mengutip juru bicara Polda Sumatra Utara, Heru Prakoso, yang mengatakan bahwa para penghuni LP menjadi marah karena listrik dan air tidak tersedia.

CNN juga tak mau ketinggalan untuk meliput peristiwa Tanjung Gusta. Dalam beritanya, stasiun televisi ini menyatakan bahwa Tanjung Gusta mencerminkan kondisi umum penjara di Indonesia yang kelebihan kapasitas.

DI sisi lain, CNN justru memuji Pemerintah Indonesia lantaran berhasil memenjarakan banyak narapidana terorisme. Salah satunya adalah dipenjarakan di LP Tanjung Gusta Medan.

CNN menyatakan, "Sejak terjadinya peristiwa bom bali pada 2002, Pemerintah Indonesia telah menangkap dan memenjarakan ratusan teroris. Salah satu jaringan teroris yang berhasil dilemahkan adalah Jemaah Islamiyah."

Dari Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tampak gusar atas terjadinya kasus tersebut. Dia menyayangkan tidak adanya pernyataan resmi dari instansi terkait atas kasus yang terjadi.

Hingga saat ini, sebanyak 118 orang narapidana dari LP Tanjung Gusta, yang kabur belum tertangkap kembali. Empat orang di antaranya adalah narapidana kasus terorisme.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM Djoko Suyanto menjelaskan Lapas Tanjung Gusta dihuni 2.599 narapidana padahal kapasitas lapas itu hanya 1.054 narapidana. Dari sebanyak itu, narapidana yang melarikan diri mencapai 212 orang.

"Tertangkap kembali ada 94 orang narapidana, dan 118 orang dalam pengejaran. Di antara yang lari lima orang napi teroris tertangkap dan empat orang masih dalam pengejaran," ucap Djoko dalam jumpa pers usai rapat terbatas di Landasan Udara Halim Perdanakusuma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar